Kamis, 27 Maret 2014

Cerita tentang Langit, Awan, Angin, dan Laut

Posting kali ini akan saya ambil dari sebuah buku yang saya baca, berjudul Perempuan Pencari Tuhan 2 karya Rindu Ade. Saya ambil di bab yang berjudul "Langit Masih Biru"

Dahulu kala, langit dan laut pernah saling jatuh cinta. Karena sangat cintanya laut kepada langit, warna laut sama dengan langit. Dan, karena sangat cintanya langit kepada laut, warna langit pun sama dengan warna laut. Warna mereka sama karena selalu saling menatap.


Setiap senja datang, laut dengan lembut membisikkan kata-kata "aku cinta padamu" ke telinga langit. Dan, setiap kali langit mendengar bisikan cinta laut, ia takkan menjawab apa-apa. Ia hanya tersipu malu. Wajahnya kemerah-merahan, indah sekali.

Suatu hari, datanglah awan. Begitu melihat kecantikan langit, awan seketika jatuh hati padanya. Tentu saja langit hanya mencintai laut. Sebab, setiap hari ia terus memandangnya. Awan pun sedih. Pupus segala harapannya. Namun, ia tidak putus asa. Ia mencari cara dan akhirnya mendapat akal.

Awan mengembangkan dirinya sebesar mungkin dan menyusup ke tengah-tengah langit dan laut. Ia menghalangi pandangan langit dan laut, sehingga keduanya tak bisa lagi saling memandang dan saling memberi warna. Sang awan agaknya tidak main-main membesarkan badannya.

Laut marah karena tak bisa lagi melihat langit. Dengan gelombangnya, laut kemudian berusaha mengusir awan. Deburannya keras menggelegar, membuat semua yang mendengar ikut merasakan amarahnya. Tetapi, tentu saja ia tak berhasil. Tanpa diduga, datanglah angin yang sudah lama mengetahui hubungan laut dan langit. Angin merasa harus membantu meraka menyingkirkan awan yang mengganggu. Dengan tiupan yang kuat, angin menyingkirkan awan.Awan pun tercerai-berai. Ia tak lagi menggumpal dan tak bisa lagi menghalangi langit dan laut. Ia juga tak bisa mengungkapkan perasaannya terhadap langit. Tersiksa oleh rasa cintanya yang menggunung, awan menangis sedih. Air matanya jatuh membasahi bumi.





Selasa, 18 Maret 2014

sesederhana rasa ini

jumat pekan lalu, tepatnya tanggal 14 maret 2014 saya pulang kampung lagi..setelah menempuh perjalanan yang cukup panjang disertai dengan berbagai situasi yang menegangkan dan membuat badan lunglai, akhirnya saya sampai di kota kelahiran, Magelang..alhamdulillah.. sekitar pukul 17.30 saya sampai di terminal, padahal seharusnya pukul 16.00.. jalanan purworejo-magelang yang macet membuat lama tempuh menjadi dua kali lipat.. di terminal, saya langsung mencari bapak dan ibuk yang menjemput.. bapak sedang berbincang-bincang dengan bapak penjaga parkir, sedangkan ibuk, seperti biasa selalu berjalan menunggu kedatangan saya (dan seringnya kami tidak bertemu :D)

Malam itu, kami pergi makan bersama.. Lengkap.. Rasanya sudah lama sekali kami tidak pergi bersama dengan anggota lengkap. Selepas makan kami mampir untuk sholat magrib.. Bapak, satu-satunya pria di keluarga, menjadi imam kami.. Setelah takbir, saat mendengarkan surat yang bapak baca, tiba-tiba rasa rindu, haru, senang berkecamuk di hati..Tak terasa butiran air mata mulai menetes, tak bisa terbendung lagi..Sejak dulu, saya selalu senang momen sholat berjamaah bersama keluarga.. Ada feel khusus, yang belum pernah saya rasakan..Ya, sesederhana inilah rasa sayang saya pada mereka.. Tenaang rasanya ada diantara mereka.. Satu hari di rumah rasanya begitu cepat.. saya harus kembali ke perantauan.. terima kasih pak, buk, yang dengan sabar menunggu di terminal dan stasiun.. :')

Ya Alloh, pertemukanlah dan kumpulkanlah kami semua di Jannah-Mu kelak.. Aamiin ya Robbal 'alamin..

Kamis, 13 Maret 2014

barokalloh... ^^

seneng.terharu.histeris.speechless.
itulah yang terbersit dalam diri saya ketika mendengar ada sahabat yang akan menggenapkan separuh diennya.. masya Alloh...tahun 2014 memang tahun yang istimewa..sampai bulan ini saja sudah mendengar beberapa berita gembira itu...

rasanya baru kemarin kami main bersama, bercanda tawa bersama, saling bercerita..dan sekarang, waktu ini telah tiba.. ketika satu per satu berita gembira berdatangan.. ingin rasanya bisa menyaksikan momen bersejarah mereka..semoga Alloh memberi kesempatan.. :')

untuk teman-temanku yang akan menggenapkan separuh diennya, teriring doa dariku,, barokallohu laka wabaroka 'alaika wajama'a bainakuma fii khoir.. ^^

Selasa, 11 Maret 2014

let's see

Alloh menciptakan bumi ini begitu indah. Ditegakkan-Nya gunung-gunung yang kokoh, dihamparkan-Nya lautan yang luas, dibentangkan-Nya padang rumput yang hijau, ditinggikan-Nya langit yang biru, serta dihamburkan-Nya bintang-bintang di langit. Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kau dustakan? Ini hanya sebagian keindahan karya Sang Pencipta yang saya lihat. Masih begitu banyak keindahan lain. Dan saya ingin bisa melihatnya. Semoga masih diberi kesempatan. Aamiin.. :')


Sunrise Punthuk Setumbu. (oleh: Mb. Endah)

Gardu Pandang Ketep

Talaga Cikeas

Pulau Tidung

Sumbing-Sindoro

Sumbing

Merbabu-Merapi
Pantai Indrayanti

Pantai di Gunung Kidul (lupa :p)

Ujung Genteng

Ujung Genteng

Ujung Genteng
Sunset dilihat dari jendela kantor

.s.i.m.p.l.e.

SIMPLE.. SEDERHANA..
Itulah hakikat kebahagiaan yang sebenarnya. Kebahagiaan itu berasal dari diri kita.  Bahagia itu pilihan.Yang dapat menentukan kita bahagia atau tidak bukanlah orang lain, tapi kita. Semua sumber kebahagiaan dapat kita ciptakan sendiri. Salah bila kita menyebutkan kebahagiaan kita bergantung pada orang lain.


Saat kita mendapat masalah, kita tetap bisa bahagia. Semua bergantung pada bagaimana kita menyikapinya. Pun sebaliknya, ketika kita mendapat rizki, bisa jadi kita justru tidak bahagia karena merasa kurang puas.

Yaaah..inilah hidup.. masalah demi masalah seakan datang silih berganti. tak pernah luput. Tapi bila kita bisa menyikapinya dengan baik, kita pasti bisa tetap merasakan kebahagiaan. Kita sendirilah yang menciptakan kebahagiaan kita, bukan orang lain...

Soooo... Tetaplah bahagia apapun yang terjadi.. :)